Kredit Rumah – Di wilayah Tangerang selatan terdapat Kecamatan Serpong. Sebuah wilayah industri sekaligus investasi properti.
Di Serpong banyak sekali klaster perumahan yang berdiri. Hal itu tentu tidak mengagetkan, pasalnya wilayah Tangerang Selatan ramai dengan kaum urban.
Nah, dari waktu ke waktu lahan di Serpong akan semakin menyempit. Banyak lahan yang dialokasikan jadi bangunan pabrik, industri, dan perumahan.
Jadi, bakal semakin sulit menemukan hunian yang luas, fasilitas lengkap, dan harganya terjangkau. Oleh karena itu, membeli hunian sekarang adalah waktu yang tepat.
Jika belum ada dana tunai untuk menebus rumah, maka kredit kepemilikan rumah (KPR) adalah pilihan yang tepat.
Keunggulan Kredit Rumah di Serpong
Memiliki Rumah Lebih Cepat
Menunda membeli rumah tentu dalam jangka panjang sangat merugikan. Pasalnya harga rumah selalu naik. Nah, dengan kredit rumah maka bisa memiliki rumah lebih cepat. Harganya juga lebih terjangkau.
Aset yang Menguntungkan
Hunian yang dibiayai dengan kredit memang harus mengeluarkan biaya angsuran setiap bulannya. Namun, hunian sudah menjadi aset pribadi.
Hunian bisa dimanfaatkan untuk menjalankan bisnis yang menguntungkan. Alhasil, sebagian profit dari bisnis bisa diputar untuk membayar angsuran.
Sebelum mengajukan kredit, Anda harus memastikan bahwa pendapatan Anda cukup untuk mengangsur pokok dan bunganya. Sebelum mengajukan kredit rumah di Serpong, kenali dulu pendekatan menghitung bunga berikut.
Dua Pendekatan Menghitung Bunga Kredit Rumah Serpong
Nah, supaya memiliki sudut pandang yang banyak mengenai suku bunga dalam proses kredit rumah di Serpong, ada baiknya mengetahui model perhitungan suku bunga.
Bank biasanya menerapkan dua model perhitungan suku bunga. Yaitu model perhitungan flat (konstan) dan model perhitungan efektif.
Pendekatan Flat
Metode penghitungan bunga kredit rumah yang pertama adalah model flat (rata/konstan). Dari tahun pertama hingga lunas, acuannya tetap tunggal.
Contoh sederhananya, Anda mengajukan kredit rumah di Serpong sebesar Rp 400 juta. Bunga fixed yang ditetapkan bank adalah 0,3%. Dengan tempo 10 tahun.
Model perhitungan flat menggunakan harga jual rumah sebagai acuan. Jadi, bunganya sebesar 0,3% dari Rp 400 juta.
Berarti, tahun pertama harus membayar bunga sebesar Rp 1.200.000. Begitu pula hingga tahun-tahun selanjutnya.
Pendekatan Efektif
Pendekatan efektif hampir sama dengan pendekatan flat. Yang membedakan hanya waktu dan acuannya saja.
Jika metode flat menggunakan harga rumah sebagai acuan,maka metode efektif menggunakan jumlah kekurangan utang sebagai acuan.
Contoh sederhana begini, Anda mengajukan kredit rumah mewah di Serpong. Harga rumah Rp 800 jutaan. Terminnya 10 tahun dengan tingkat bunga fixed sebesar 0,2%.
Pada tahun pertama, beban bunga yang dibayarkan mengacu pada harga rumah perdana. Jadi, pada tahun pertama 0,2% dari 800 juta. Yaitu, Rp 1,6 jutaan. Berarti pada tahun pertama, Anda harus menanggung beban bunga sebesar Rp 1,6 jutaan.
Nah, karena rajin mengangsur kewajiban, maka total hutang Anda pada tahun ke 3 adalah Rp 600 jutaan.
Alhasil, acuan bunga Anda bukan lagi harga perdana rumah. Tapi, total kewajiban Anda pada tahun ketiga, Berarti 0,2% dari Rp 600 juta yaitu 1,2 jutaan.
Begitu juga dengan tahun-tahun selanjutnya. Jika pada tahun ke 6 total kewajiban utang jadi RP 300 juta, maka beban bunga 0,2% dari Rp 300 juta yaitu Rp 600 ribu.
Jadi dengan pendekatan perhitungan bunga efektif, maka beban bunga dari tahun ke tahun akan semakin mengecil. Berbeda dengan pendekatan flat yang konstan setiap tahunnya.
Bagi Anda yang mau membeli rumah di Serpong, yuk hubungi Prime360. Agen properti terpercaya yang bakal memberikan informasi perumahan di Serpong yang dapat dibeli dengan sistem kredit rumah yang murah. (AS)